Disclaimer
Payung Merah adalah media yang menyediakan bacaan dan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
“Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia.”
– Nelson Mandela
Membangun Pendidikan di Indonesia dan Mencapai MDGs – Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000.
Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian masalah terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
Salah satu dari program MDG’s adalah mencapai pendidikan dasar untuk semua. Pendidikan adalah hal utama yang harus dimiliki setiap negara guna membangun sumber daya manusia yang unggul dan bisa memajukan bangsa.
Membangun Pendidikan di Indonesia
Bisa kita amati, negara-negara yang mengutamakan pendidikan bagi setiap warganya mampu menjadi negara maju dengan tingkat kemakmuran dalam segala bidang di atas rata-rata.
Baca Juga: Mengenal 3 Filsafah Hidup Masyarakat Batak: Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon dan Perkembangannya
Selain itu, pendidikan pun merupakan faktor utama penyetaraan antara masyarakat mampu dengan tidak mampu atau laki-laki dengan perempuan. Jika tidak ada penyetaraan pendidikan akan terjadi pula ketidaksetaraan dalam berbagai bidang.
Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah sebagai perwujudan komitmen dalam memberikan kesempatan memperoleh pendidikan.
Menelisik lebih jauh tentang pendidikan di Indonesia, tentunya masih banyak yang harus dibenahi. Kita memang bukan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, tetapi peningkatan perlu diupayakan untuk menjadi lebih baik.
Sayangnya, penyetaraan kesempatan belajar di Indonesia masih belum maksimal. Banyak dijumpai daerah-daerah di pelosok Indonesia yang bahkan bidang pendidikannya kurang terjamah.
Di sinilah target dari MDGs harus dicapai terutama bagi pemerintah Indonesia. Tentunya target utama adalah penyetaraan pendidikan bagi setiap anak dan dimana semua anak di Indonesia bisa mengenyam pendidikan tanpa kenal status sosial, tidak ada lagi yang putus sekolah, hingga menurunkan angka buta huruf.
Baca Juga: Pemberdayaan Terhadap Anak yang Tereksploitasi
Dalam hal ini semestinya pemerintah jangan selalu terpaku pada pendidikan di kota-kota besar saja yang sudah mulai menerapkan pendidikan yang layak.
Di sisi lain, pemerintah seharusnya melihat ke daerah-daerah terpencil yang bahkan belum tentu ada sekolah untuk menampung insan-insan penerus masa depan.
Untuk itulah di negara berkembang seperti Indonesia, pendidikan harus selalu digalakkan demi terciptanya negara yang maju. Karena dengan adanya pendidikan yang baik bagi tiap golongan, masyarakat akan lebih paham bagaimana cara untuk turut serta dalam pembangunan negaranya sendiri.
Pada tahun 1994, pemerintah Indonesia mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar bagi anak-anak usia 7-15 tahun, yang mencakup pendidikan pada tingkat SD/MI dan tingkat SMP/MTs.
Untuk melihat pencapaian layanan pendidikan dasar diukur dengan menggunakan tiga indikartor: (i) APM SD/MI; (ii) proporsi murid kelas I yang berhasil menamatkan SD/MI/setara; dan (iii) angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun.
Upaya untuk memberikan kesempatan kepada semua anak-anak usia sekolah agar dapat menyelesaikan pendidikan dasar menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Baca Juga: Kesejahteraan Pelayan Kesehatan Masyarakat Kurang Perhatian
Dari sisi akses, partisipasi pendidikan anak-anak usia sekolah pada tingkat SD/MI/setara mengalami peningkatan signifikan sebagaimana terlihat dalam indikator APM dan APK.
Namun, APM dan APK saja belum sepenuhnya dapat menjelaskan kenyataan yang ada. Untuk tingkat SD/MI/setara dan anak-anak umur 7-12 tahun, walaupun peningkatannya tidak setajam tingkat pendidikan SMP/setara, namun peningkatan yang dialami masih cukup baik mengingat angkanya telah mencapai 90 persen.
Pada proporsi ini sasaran peserta didik yang tersisa tergolong anak-anak yang mengalami berbagai kesulitan untuk menempuh pendidikan, seperti jarak ke sekolah yang jauh dipadu dengan tidak adanya angkutan umum dan ketidakmampuan ekonomi orang tua.
Angka Partisipasi Murni (APM) pada tingkat nasional mengalami peningkatan. APM pada jenjang SD/MI meningkat secara signifikan dari 88,70 persen pada tahun 1992 menjadi 95,55 persen pada tahun 2011 dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) telah melampaui 100 persen.
Jika tingkat kemajuan saat ini dipertahankan maka Indonesia diperkirakan berhasil mencapai tujuan MDGs. Peningkatan yang terjadi pada indikator APM SD/MI mencerminkan kebijakan pemerintah yang berkelanjutan untuk meningkatkan akses ke jenjang pendidikan dasar.
Baca Juga: Teori Kepribadian: Penjelasan & Perkembangannya
Tantangan utama dalam percepatan pencapaian sasaran MDG adalah harusnya meningkatkan pemerataan akses pendidikan secara adil bagi semua anak, baik laki-laki maupun perempuan untuk mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas di semua daerah.
Pembangunan pendidikan memang masih diupayakan sampai saat ini, dengan hasil ke depannya diharapkan insan muda seluruhnya dapat merasakan dunia pendidikan untuk menjadi pedoman mereka di masa depan.
Manusia yang berkembang dan mempunyai ilmu pengetahuan dan keinginan yang tinggi juga dapat merubah nasib bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Setuju?
Referensi:
- WWW. BAPPENAS.GO.ID
- PDF : LAPORAN DI INDONESIA MENGENAI TUJUAN PEMBANGUNAN MILLENIUM DI INDONESIA
- PDF : LET’S SPEAK OUT FOR MDGs (INDONESIAN VERSION)
Salurkan Pemikiranmu!
Ingin artikelmu diterbitkan seperti ini? Kamu bisa! Yuk, salurkan pemikiranmu lewat artikel opini dan listicle di Payung Merah!
Gabung LINE@