cashless uang elektronik
Gambar: educationbusinessuk.net
Disclaimer

Payung Merah adalah media yang menyediakan bacaan dan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.



“Apalah arti sebuah uang?”
Uang adalah segalanya. Ada uang abang disayang.


Uang Tunai vs Uang Elektronik: Balada dalam Era Serba Teknologi – Seperti itulah pemahaman uang bagi sebagian manusia yang hidup di jaman serba praktis saat ini.

Sebagai alat pembayaran yang sah dan alat penentu status sosial, uang merupakan materi yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi keperluan hidup manusia.

Baca Juga: Teori Kepribadian: Penjelasan & Perkembangannya

Ayah bangun pagi untuk bekerja menafkahi keluarganya dan perempuan kini telah bertransformasi sebagai perempuan karir untuk membuktikan kemampuannya dalam dunia kerja.

Keberadaan uang yang sangat krusial bagi hidup manusia, memberikan kesempatan bagi para ahli untuk menciptakan kemudahan dalam bertransaksi.

Salah satu contohnya adalah uang elektronik yang sebenarnya telah populer digunakan di belahan dunia pertama namun kini Indonesia mulai masuk dalam tahapan selanjutnya menyoal kemajuan teknologi dan mendukung layanan e-commerce yang menjadi fenomena hangat dalam masyarakat.

Baca Juga: Kontroversi KPK: Lembaga Independen yang Politis

Pasti beberapa dari pembaca setia payungmerah.com pernah secara langsung melihat di televisi atau menarik uang dari tabungan lebih dari satu miliar rupiah melalui teller di bank.

Satu hal yang pasti untuk transaksi sebesar itu yakni mekanisme pengambilan dan waktu yang diperlukan lebih lama dibanding menarik uang sebesar Rp 1 juta serta Anda tidak dapat menarik Rp 1 milliar dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Apa yang ada dalam pikiran saudara saat menunggu uang sebesar itu dalam proses pengambilan? Apakah uang tersebut memang secara nyata disimpan di bank tersebut?

Baca Juga: Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organis: Dilema Mayoritas VS Minoritas

Banyak di antara kita telah paham dengan apa yang dimaksud dengan uang tunai. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011, mata uang Indonesia adalah rupiah yang terdiri atas rupiah kertas dan rupiah logam.

Sampai saat ini uang tunai masih menjadi favorit masyarakat untuk melakukan transaksi, dari pasar tradisional hingga pasar modern.

Realitas Material Uang Tunai vs Uang Elektronik

Keunggulan dari uang tunai adalah realitas material dari uang yang dipegang. Selain itu metode cash on delivery yang diberikan oleh merchant e-commerce masih memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menggunakan uang tunai dan melihat fisik barang pembelian.

Baca Juga: Sistem Nafsani: Syahwat sebagai Naluri Alami Manusia

Dalam UU mata uang tersebut juga diatur mengenai sanksi terhadap pihak yang menolak pembayaran menggunakan rupiah. Sehingga berdasarkan undang-undang pembayaran menggunakan rupiah adalah sah dan tidak dapat ditolak.

Uang elektronik sebagai instrumen utama terwujudnya cashless society merupakan pesaing uang tunai yang diprediksikan menjadi primadona metode pembayaran dalam bertransaksi dalam beberapa tahun ke depan.

Uang elektronik kemudian dibagi menjadi dua menurut sistem pembayarannya yaitu kartu kredit dan kartu prabayar dimana kartu kredit bersifat utang terhadap bank terkait dan kartu prabayar merupakan deposit yang telah dilakukan pada kartu pilihan.

Baca Juga: Pembiaran Kejahatan Lingkungan: Apa dan Bagaimana?

Salah satu keuntungan menggunakan uang elektronik adalah praktis dimana anda tidak perlu membawa uang jutaan rupiah berlembar-lembar namun cukup dengan kartu “ajaib” yang dimiliki.

Saat ini beberapa platform jasa mulai mengembangkan sistem pembayarannya dengan menciptakan alat pembayarannya sendiri dimana pengguna dapat melakukan pengisian (top-up) untuk melakukan pembayaran atas jasa yang telah dibeli. Dengan harga diskon, pengguna ditargetkan untuk tetap melakukan pembayaran dengan metode tersebut.

Misi untuk mewujudkan masyarakat non-tunai melalui uang elektronik sebenarnya juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memanfaatkan layanan keuangan dari sektor perbankan dimana dilansir dalam harian bisnis Indonesia, dari 250 juta penduduk Indonesia hanya 60 juta yang memiliki rekening bank.

Baca Juga: Analisa Intelijen dalam Aksi Super Damai 2 Desember 2016

Pada tahun 2017 sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia tidak memiliki akun bank. Hal ini tentu memberikan sebuah kesenjangan dimana pemerintah tidak dapat melihat secara nyata keuntungan pajak yang bisa diperoleh karena transaksi tidak tercatat dan kemungkinan adanya praktek pencucian uang secara tunai.

Namun dalam misi tersebut, masyarakat dibingungkan dengan adanya penarikan biaya administrasi dalam melakukan pengisian uang elektronik oleh bank peserta.

Adalah sebuah kontradiksi dimana dengan tujuan menarik minat masyarakat namun masyarakat harus membayar biaya tambahan agar bisa menggunakan layanan tersebut.

Baca Juga: Amien Rais: Dia yang Prestasinya ‘Hanya’ Membawa Kita ke Era Reformasi

Sehingga masyarakat terkena biaya dua kali dimana pada awal telah membeli kartu dengan biaya yang dikenakan bank sehingga saldo saat membeli kartu pada awal tidak sebesar yang dibayarkan.

Hal ini sama saja dengan kampanye menggunakan transportasi umum namun biaya layanan yang dibayarkan lebih besar dibanding menggunakan transportasi pribadi.

Selain biaya administrasi yang ditambahkan dalam melakukan isi ulang uang elektronik, terdapat wacana kontroversial di setiap tol akan diberlakukan “hanya menerima transaksi non-tunai” dimana hal ini bertentangan dengan undang-undang No. 7 tahun 2011 tentang mata uang.

Baca Juga: Mempertahankan Ketakwaan di Hadapan Media Sosial

David Tobing seorang pengacara perlindungan hak konsumen menyatakan dalam wawancara dengan harian BBC bahwa seharusnya masyarakat diberikan pilihan untuk melakukan pembayaran secara tunai atau non-tunai tidak serta merta meratakan bahwa masyarakat hanya memiliki satu pilihan.

Uang tunai ataupun non-tunai pada intinya adalah sama yaitu uang, yang satu secara kasat mata dapat disentuh fisiknya dan yang lainnya hanya dapat dilihat berapa jumlah saldo yang dimiliki.

Baca Juga: Sistem Nafsani: Nurani Sang Komplementer

Pilihan untuk penggunaannya ada di tangan pemakai, kemudahan, kepraktisan, adalah nilai tambah namun tidak dapat diabaikan bukti fisik yang dapat dilihat secara nyata.

“Do not put all your eggs in one basket”


– Warren Buffet


Referensi:

  1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011
  2. Media, K. C. (n.d.). YLKI Kecam BI soal Aturan Biaya Isi Ulang Uang Elektronik. Retrieved September 25, 2017, from http://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/22/15093711/ylki-kecam-bi-soal-aturan-biaya-isi-ulang-uang-elektronikhttp://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/22/15093711/ylki-kecam-bi-soal-aturan-biaya-isi-ulang-uang-elektronik
  3. Nasabah Perbankan: Dari 250 Juta Orang Indonesia, Hanya 60 Juta Miliki Rekening | Finansial. (n.d.). Retrieved September 25, 2017, from http://finansial.bisnis.com/read/20150620/90/445377/nasabah-perbankan-dari-250-juta-orang-indonesia-hanya-60-juta-miliki-rekening
  4. Alasan 70 Persen Masyarakat Indonesia tak Punya Akun Bank. (n.d.). Retrieved September 25, 2017, from http://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/internet/17/05/10/opqksc359-alasan-70-persen-masyarakat-indonesia-tak-punya-akun-bank
  5. Amindoni, A. (2017, September 22). Skema isi ulang uang elektronik ‘kontradiktif’ dengan gerakan non-tunai – BBC Indonesia. Retrieved September 25, 2017, from http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41358976
  6. Uang Elektronik, Apa Keuntungan Menggunakannya? (2016, August 19). Retrieved September 25, 2017, from https://www.cermati.com/artikel/uang-elektronik-apa-keuntungan-menggunakannya


Salurkan Pemikiranmu!

Ingin artikelmu diterbitkan seperti ini? Kamu bisa! Yuk, salurkan pemikiranmu lewat artikel opini dan listicle di Payung Merah!

 Tulis Artikel

Gabung LINE@


Bagaimana Menurutmu?

Mari Viralkan Tulisan Ini!

Apa Reaksi Kamu?

Kesal Kesal
9
Kesal
Kocak Kocak
13
Kocak
Marah Marah
10
Marah
Kaget Kaget
17
Kaget
Inspiratif Inspiratif
19
Inspiratif
Keren Keren
6
Keren
Pilih Satu Format
Kuis Trivia
Serangkaian pertanyaan dengan jawaban yang benar dan salah yang bermaksud untuk menguji pengetahuan/wawasan
Opini
Tulis opini dan tambahkan elemen visual seperti gambar dan video
Listicle
Buat artikel dalam bentuk Listicle dan lengkapi dengan elemen visual